RKJ-5 : Nasehat
Shalat Jum'at tanggal 3 Sya'ban 1444 / 24 Februari 2023 dilaksanakan di Masjid Abdul Halim, jalan Assirot, Sukabumi Selatan, Jakarta Barat. Selaku khatib : Bapak Ahmad Yani.
Khatib menyampaikan bahwa dalam hidup ini kita sangat memerlukan nasehat. Bahkan dulu, para sahabat terbiasa mendatangi Rasulullah untuk meminta nasehat. Rasa-rasanya jarang ya sekarang ini kita jumpai ada yang mau mendatangi seseorang untuk meminta nasehat, bahkan tak jarang orang malah marah saat diberikan saran atau masukan.
Rasulullah spesifik dalam menasehati para sahabatnya, sahabat yang satu akan menerima nasehat yang berbeda dengan sahabat yang lain. Suatu hari Rasulullah pernah memberikan 3 poin nasehat kepada seorang sahabat. Tentu saja nasehat ini juga untuk kita semua.
Pertama. Perbanyaklah mengingat kematian (dzikrul maut) karena dengan mengingat kematian akan menjadi pelipur rasa penat dan lelah dalam kehidupan dunia.
Mungkin kita merasa bahwa kita tidak lupa bila suatu saat akan mati. Namun, pada hakekatnya kita lalai dari mengingat mati. Saat seseorang masih dalam usia muda lalu merasa bahwa saat kematian masih lama, maka pada hakekatnya ia telah lupa dzikrul maut. Saat seseorang punya dosa lalu ia menunda-nunda taubatnya, maka pada hakekatnya ia telah lupa dzikrul maut. Saat seseorang memiliki hutang dan sudah tersedia dana yang cukup lalu menunda melunasi hutangnya, maka pada hakekatnya ia telah lupa dzikrul maut.
Mengingat kematian adalah pelipur dalam menghadapi penat, capek dan letihnya kehidupan di dunia. Kematian tidak menunggu tua, tidak pula menunggu sakit. Kematian bisa datang kapan saja dan di mana saja. (Harapan kita semoga kita dikarunia akhir kehidupan yang baik).
Kedua. Perbanyaklah bersyukur karena dengan bersyukur akan membuat karunia dari Allah semakin bertambah nikmat.
Syukur itu berasal dari kata syakara yang artinya membuka. Jadi orang yang bersyukur itu tidak menutup-nutupi bahwa yang dicapainya atau yang dimilikinya adalah karunia dari Allah. Betapa orang banyak melalaikan hal ini. Dalam pencapaian yang telah diraih lebih mengedepankan ke-aku-annya. Misalnya seseorang yang membangun rumah yang mewah dengan perabotannya yang mahal, ia berkata, "Inilah hasil perjuangan saya selama 20 tahun terakhir ini..."
Sedangkan Nabi Sulaiman saja menyatakan bahwa semua pencapaiannya, kekayaannya dan kekuasaannya adalah karunia Allah. Dengan ungkapannya yang melegenda, "Haadzaa min fadhli Rabbi..." (ini adalah karunia dari Tuhanku). "Liyabluwanii a asykur am akfur." (untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur).
Syukur akan menyebabkan bertambahnya nikmat dari Allah. Sebaliknya, kufur akan mengundang adzab Allah yang pedih.
Ketiga. Perbanyaklah doa karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan doa akan dikabulkan.
Nabi Ibrahim adalah seorang Nabi dengan begitu banyak doa. Beliau lama sekali berdoa agar bisa memperoleh keturunan. Sangat lama hingga beliau dan istrinya mencapai usia tua dan menurut hitungan manusia tidak akan bisa punya keturunan. Tapi, Nabi Ibrahim tak pernah mengendurkan doanya. Hingga pada akhirnya, beliau dikarunia Ismail lalu disusul Ishaq. Nabi Ibrahim tidak tahu bilamana doanya dikabulkan, namun dengan penuh keyakinan doa itu terus saja dipanjatkan. Dan, kelak kedua puteranya itu akan menjadi nabi.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai makhluk untuk memanjatkan doa-doa kepada Pencipta alam semesta. Doa-doa yang baik yang dipanjatkan dengan penuh keyakinan.
Barakallahu lii wa lakum.
0 Response to "RKJ-5 : Nasehat"
Post a Comment