Proses Pengolahan Air Minum
Air merupakan salah satu unsur abiotik penyusun ekosistem. Tanpanya manusia, hewan maupun tumbuhan sebagai unsur biotik tak akan bisa hidup. Tidak hanya untuk minum, bahkan jutaan jenis makhluk hidup tinggal di air. Dan telah sejak lama air menjadi daya tarik bagi manusia untuk memulai membangun peradaban di suatu tempat. Meski sebelumnya gersang tak bepenghuni, begitu sumber mata air memancar dari bumi, maka kafilah yang semula hanya singgah lambat laun akan menetap.
Air adalah awal dari segala yang tumbuh maupun melata
Manusia berusaha mempertahankan ketersediaan air untuk kelangsungan hidupnya. Seiring pergantian zaman, ketersediaan air bersih yang tersaji secara alami dalam ekosistem semakin menipis. Tak bisa dipungkiri, hal itu disebabkan oleh pencemaran maupun eksploitasi yang semuanya akibat perbuatan manusia sendiri. Namun di sisi lain dalam perkembangan zaman, sebagai makhluk yang dibekali akal, manusia mampu melakukan rekayasa pengelolaan air untuk mencegah terjadinya krisis ketersediaan air bersih layak minum dalam kehidupannya.
Pada saat ini upaya-upaya pengolahan air baku menjadi air bersih siap minum umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan air minum. Air bersih menjadi produk akhir yang didistribusikan kepada para pelanggan. Air bakunya bisa bersumber dari :
- Air permukaan, misalnya sungai dan danau.
- Air bawah tanah, misalnya sumur artetis.
Karena faktor-faktor pencemaran dan kerusakan lingkungan, air baku yang tersedia harus diolah sedemikian rupa agar menjadi air bersih layak minum. Secara sederhana alur pengolahannya dapat digambarkan sebagai berikut :
Tahap 1 : Intake
Pada tahap ini air baku disedot ( misalnya : dari sungai atau sumber lainnya ). Selanjutnya dilakukan penyaringan awal untuk memisahkan air dari kotoran-kotoran yang terbawa ( misalnya : daun-daun, plastik, kayu dan lain-lain ). Air baku disaring lalu ditampung di penampung awal.
Tahap 2 : Pra Sedimentasi
Air baku yang sudah disaring dan ditampung selanjutnya diendapkan atau dilakukan proses sedimentasi awal. Tujuannya agar lumpur dan kotoran lain yang tidak dapat disaring pada tahap awal dapat mengendap sehingga kotoran-kotoran tersebut dapat terpisah dari air. Tentu saja hanya kotoran dengan berat jenis yang lebih besar dari air saja yang dapat mengendap. Oleh karena itu diperlukan tahap-tahap pemrosesan berikutnya.
Tahap 3 : Koagulasi
Air yang sudah mengalami fase sedimentasi selanjutnya dialirkan ke penampung untuk dilakukan proses penjernihan dengan membubuhkan koagulan berupa tawas (alum). Air hasil pra sedimentasi masih kotor karena masih terdapat kandungan partikel koloid yang tidak terpengaruh gaya gravitasi sehingga tidak dapat mengendap. Koagulan yang dibubuhkan berfungsi memecahkan partikel-partikel koloid tadi menjadi partikel yang lebih kecil sehingga nantinya mudah digumpalkan dan pada akhirnya akan mudah diendapkan. Proses ini dilakukan dengan pengadukan cepat.
Tahap 4 : Flokulasi
Air hasil koagulasi dialirkan ke penampung untuk dilakukan proses penggumpalan partikel-partikel koloid menjadi partikel yang lebih besar berat jenisnya dari air sehingga setelahnya dapat mengendap. Proses ini dilakukan dengan pengadukan lambat.
Tahap 5 : Sedimentasi
Setelah mengalami proses flokulasi air dialirkan ke penampung untuk dilakukan proses pengendapan secara alami. Proses ini merupakan sedimentasi tahap lanjut setelah sebelumnya juga telah dilakukan proses pra sedimentasi.
Tahap 6 : Filtrasi
Setelah selesai proses sedimentasi dilanjutkan dengan penyaringan kembali. Penyaringan dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan seperti : pasir dan silika. Di sini air dipisahkan dari zat-zat terlarut maupun tidak terlarut.
Tahap 7 : Disinfeksi
Proses disinfeksi adalah proses yang dilakukan untuk mematikan bakteri maupun mikroorganisme yang berbahaya, misalnya bakteri escherichia coli (E. coli) yang dapat menyebabkan sakit perut, diare, mual dan muntah. Setelah proses disinfeksi ini, air sudah dalam kondisi layak minum.
Tahap 8 : Reservoir
Setelah melalui tahapan panjang seperti diuraikan di atas, air yang sudah layak minum selanjutnya ditampung di reservoir dan siap didistribusikan ke pelanggan.
Demikian sekedar berbagi untuk mengikat pengetahuan. Kritik, saran, masukan dan bahkan koreksi sangat kami harapkan. O iya, ada quote singkat nih : "Orang bijak menggunakan air dengan hemat".
Salam dan terima kasih......😊🙏
0 Response to "Proses Pengolahan Air Minum"
Post a Comment