Berkenalan dengan IoT

Saat kita sekeluarga pergi ke luar kota, tentu kita tidak ingin meninggalkan rumah dalam keadaan gelap gulita sehingga akan tampak menyeramkan di malam hari. Walhasil, minimal lampu depan rumah akan kita nyalakan sebelum kita berangkat. Dan, akan terus menyala sampai nanti kita pulang (kecuali lampunya putus karena kelamaan menyala). Nah, tentu ini tidak praktis. Selain itu tidak efisien karena siang pun saat tidak dibutuhkan akan tetap menyala dan juga kurang aman karena pernah ada kejadian lampunya pecah meledak kepanasan. Jangan khawatir, sekarang telah ada 'lampu ajaib' yang dapat dinyalakan dan dihidupkan dari smartphone kita. Lampu ini dikenal dengan istilah smart bulb (si lampu pintar). Ceritanya lampu ini terkoneksi dengan internet melalui wifi di rumah kita sehingga dengan aplikasi yang diinstal di smartphone, kita dapat mengakses lampu ini dari jarak jauh. Kita jadi tahu apakah lampu dalam kondisi on atau off. Lebih dari itu kita juga bisa mengontrol lampu ini. Kita dapat menyalakan atau mematikannya (dari jarak jauh). Bahkan seberapa terang atau redupnya lampu dapat kita atur juga. Sebagai informasi, ada lampu pintar yang bisa dinyalakan maksimal sampai 950 lumen dan diredupkan sampai paling redup 50 lumen dengan daya lampu hanya 9 watt. Sebagai gambaran 950 lumens itu kira-kira seterang lampu neon biasa 40 watt atau lampu LED 15 watt. Menarik bukan ?


Ilustrasi lampu pintar. Sumber : medium.com

Itu baru lampu, belum yang lain. Kita ambil contoh agak serius sedikit, CCTV (Closed Circuit Television) yang sudah banyak digunakan. Selain fitur utama penyimpanan video yang direkam ke DVR (Digital Video Recorder), CCTV saat ini juga sudah memiliki fitur dapat diakses jarak jauh, sama seperti lampu pintar tadi. Jadi kita dapat memantau kondisi rumah atau komplek tempat tinggal kita saat bepergian. CCTV semacam ini dapat disebut sebagai security CCTV. Contoh yang lain, AC yang 'tahu' bahwa posisi kita sudah dekat rumah lalu otomatis menyala sehingga saat kita sampai rumah dan membuka pintu, hawa adem langsung menerpa tubuh kita. Masih banyak contoh perangkat rumah cerdas yang lain : mesin cuci, kulkas, televisi, dan bahkan pintu serta jendela pun telah menjadi pintar sekarang. Ada pula contoh yang bersifat personal, yaitu smart watch (jam tangan pintar) yang dapat kita gunakan untuk memantau aktifitas harian kita dan kondisi kesehatan kita. Bahkan contoh yang lebih canggih adalah smart car (mobil pintar) yang dapat merekomendasikan rute terdekat atau malah bisa mengemudi sendiri (auto pilot).

Ilustrasi AC pintar. Sumber : cielowigle.com

Memang sih, syarat utama supaya 'pintar' peralatan-peralatan rumah tadi harus terkoneksi dengan internet melalui wifi di rumah kita. Itulah mengapa, teknologi dibalik semua itu dikenal dengan istilah IoT singkatan dari 'Internet of Things' (secara harfiah artinya 'internet untuk segala sesuatu'). Lalu, apa sebenarnya IoT itu ? Dari namanya sebenarnya sudah bisa ditebak. Ide dasarnya adalah memperluas koneksi internet ke perangkat-perangkat fisik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat terjadi komunikasi (bertukar data/informasi) antar perangkat. Dengan menerapkan ide tersebut, maka kondisi suatu perangkat dapat dipantau dan bahkan dikontrol. Dapat disimpulkan di sini bahwa IoT adalah konsep dimana sebuah device mempunyai kemampuan mengirim dan menerima data digital melalui jaringan internet.

Syarat berikutnya dalam penerapan teknologi IoT ini adalah sensor yang ditanamkan di dalam peralatan/perangkat/device. Dengan sensor ini, perangkat seolah-olah dapat mengetahui kondisi lingkungan di sekitarnya. Misalnya : sensor suhu, sensor cahaya, sensor gerak, sensor tekanan, sensor asap, dll. Data-data yang diserap oleh perangkat mengenai suhu, cahaya, gerak, tekanan, asap tersebut lalu dikirimkan ke pusat data dan dikumpulkan di dalam basis data untuk dapat dilakukan analisa data lebih lanjut. Selanjutnya data di-share ke perangkat-perangkat yang lain. Device juga dapat mengirimkan kondisinya sendiri, misalnya apakah ada kerusakan atau apakah memerlukan pemeliharaan.

Syarat selanjutnya, meskipun tidak harus selalu ada adalah actuator. Dengan actuator, perangkat dapat dikendalikan dari jarak jauh, misalnya dinyalakan atau dimatikan.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Berkenalan dengan IoT"

Post a Comment