RKJ : Manusia yang Paling Rugi

Ringkasan Khutbah Jum'at (RKJ), 20 Jumadil Akhir 1444 / 13 Januari 2023. Bertempat di Masjid Asy-Syukur, Jakarta. Khatib menyampaikan hal-hal yang sangat penting kepada Jama'ah sebagai bahan untuk introspeksi diri.


Kita pasti pernah berbuat kesalahan atau bahkan sering. Memang Bani Adam (manusia) adalah makhluk yang punya potensi untuk melakukan pelanggaran dan dosa. Namun bagi mereka yang di masa lalu telah bergelimang dengan dosa, jangan berputus asa dari rahmat Allah Ta'ala. Sebab Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat.

Cobalah kita renungkan manakah yang lebih banyak kita lakukan, amal shaleh atau amal salah ?

Di samping itu, manusia juga punya potensi menderita kerugian dalam kehidupannya, sebagaimana disinyalir dalam Al-Qur'an (Surat Al-Asr : 2) : "Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian."

Catatan penulis : Lalu siapakah yang terhindar dari kerugian ? Diterangkan dalam Al-Qur'an (Surat Al-Asr : 3) : "kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." Kata kunci supaya tidak rugi : beriman-beramal shaleh-kebenaran-kesabaran.

Kita lanjutkan RKJ-nya...

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa secara umum manusia mempunyai potensi menderita kerugian dalam hidupnya, namun alih-alih sekedar rugi bahkan ada orang yang posisinya paling merugi. Kalau umumnya orang rugi, maka orang dengan kategori ini yang paling rugi. Siapakah ? Allah mengajukan pertanyaan retoris dalam Al-Qur'an (Surat Al-Kahfi : 103-104) : "Katakanlah : Maukah kalian kami beritahu orang-orang yang paling merugi perbuatannya ? (103)". Penjelasannya tersedia di ayat berikutnya. "yaitu orang-orang yang telah sia-sia usahanya di dunia ini sedangkan mereka menyangka bahwa mereka telah berbuat yang sebaik-baiknya. (104)".

Berikut kategori sikap tentang berbuat kesalahan :

  1. Orang yang bersalah lalu menyadari kesalahannya dan mohon ampunan maka hal itu adalah kebaikan.
  2. Orang yang bersalah namun tidak merasa bersalah maka hal itu adalah keburukan.
  3. Orang yang bersalah dan merasa benar maka itu adalah keburukan yang paling buruk. Itulah yang dimaksud dengan paling rugi di antara orang-orang yang menderita kerugian. Intinya, kebangetan lah.

Catatan penulis : Tidak bermaksud menunjuk siapa-siapa atau mengkotak-kotakkan manusia, namun kita hanya bermohon supaya tidak menjadi orang yang rugi dan tidak juga yang paling rugi. 

Khatib selanjutnya menyinggung fenomena penggunaan media sosial dewasa ini, di mana sulit untuk dibedakan mana berita benar dan mana berita bohong. Kita wajib menahan diri dari ikut menyebarkan berita bohong lewat media sosial dan terlebih lagi jangan sampai merasa benar padahal telah menyebarkan berita yang dusta. Berhati-hatilah dalam menyerap informasi maupun menyebarkan informasi di dunia maya.

Lebih lanjut khatib berpesan untuk melaksanakan amanat Al-Qur'an (surat At-Tahrim : 6) : "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...".

Jangan dulu bicara menjaga satu wilayah kelurahan dari api neraka, terlalu luas dan berat. Perhatikan dulu diri kita dan keluarga kita masing-masing. Jangan bicara dulu perbaikan sosial secara luas jika diri kita dan keluarga kita saja belum bisa terjaga.

Perlu diingat, bagi laki-laki, ada empat orang perempuan yang berada dalam tanggung jawabnya dan harus ia pertanggungjawabkan di akherat : ibunya, istrinya, anak perempuannya dan saudara perempuannya.

Oleh karenanya, jika setiap pribadi muslim menjaga dirinya dan keluarganya dari api neraka, menjaga untuk terus mentaati kebenaran dan menjaga untuk terus menetapi kesabaran maka perubahan sosial yang masif, atas izin Allah Ta'ala, adalah sebuah keniscayaan.

Baarakallaahu lii wa lakum.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "RKJ : Manusia yang Paling Rugi"

Post a Comment