Praktikum Persamaan Akuntansi

Pada artikel "Mengenal Akuntansi" kita telah mempelajari bahwa total kekayaan perusahaan harus sama dengan total kewajiban perusahaan ditambah dengan ekuitas. Atau dengan kata lain, besarnya ekuitas adalah seluruh kekayaan perusahaan dikurangi dengan seluruh kewajiban yang harus ditanggung oleh perusahaan. Jadi, jika para pemegang saham atau pemilik perusahaan ingin menggunakan haknya untuk menarik semua kekayaan perusahaan, maka terlebih dulu kekayaan perusahaan tersebut harus digunakan untuk melunasi semua hutang perusahaan, baru kemudian sisa pelunasan hutang itulah yang dapat diklaim oleh para pemegang saham atau pemilik perusahaan.


Berikut sekedar untuk menyegarkan ingatan kita mengenai persamaan akuntansi. Jika kekayaan perusahaan kita sebut dengan aset dan kewajiban perusahaan kita sebut dengan hutang, maka kita dapat menuliskan persamaan akuntansinya sebagai berikut :

aset = hutang + ekuitas

Apa saja yang termasuk aset ? Sebagai contoh : kas, piutang usaha, persediaan barang dagangan (stok), persediaan barang untuk keperluan operasional (perlengkapan) merupakan bagian dari aset.

Nah, pada pertemuan kali ini, kita akan sama-sama belajar menerapkan persamaan akuntansi dalam sebuah simulasi operasional perusahaan. Tujuannya agar nantinya kita paham bagaimana menggunakannya dalam dunia nyata.

Misalnya, kita sebut saja Pak Abdi pada 2 Januari 2023 membuka usaha jasa instalasi smart home (mengenai smart home silakan baca artikel "Berkenalan dengan IoT"). Mari kita ikuti semua transaksi yang dilakukan oleh Pak Abdi secara kronologis pada bulan ini.

Pada tanggal 2 Januari Pak Abdi menyetorkan uang ke kas perusahaan sebesar Rp 50.000.000,-.

Mula-mula pencatatannya akan seperti ini :

Dapat kita lihat bahwa semua kekayaan perusahaan yang berupa kas sebesar Rp 50 juta dapat diklaim kembali oleh Pak Abdi sebab belum ada kewajiban yang harus ditanggung perusahaan.

Tanggal 3 Januari Pak Abdi membayar sewa ruko sebesar Rp 35.000.000,- dan langsung dianggap sebagai biaya.


Kas dan ekuitas sama-sama berkurang dan tinggal tersisa Rp 15 juta.

Tanggal 4 Januari Pak Abdi membeli alat tulis kantor sebesar Rp 3.000.000,-.


Tanggal 4 Januari perusahaan mendapat kontrak pertama berupa projek pemasangan CCTV di sebuah rumah mewah dengan nilai kontrak sebesar Rp 20 juta dengan masa pengerjaan selama 5 hari kalender dari tanggal 5 sampai dengan 9 Januari 2023. Kontrak ini belum bisa dikatakan sebagai peristiwa ekonomi sampai pemasangan dilakukan dan hasil pekerjaannya diterima oleh pemesan.

Tanggal 4 Januari Pak Abdi mulai mempekerjakan 2 orang karyawan baru sebagai teknisi dengan kesepakatan gaji masing-masing Rp 4 juta per bulan dan pembayaran gaji dilakukan pada tanggal 25 setiap bulannya. Kedua karyawan tersebut bernama Agus dan Eko. Perekrutan karyawan ini juga bukan peristiwa ekonomi hingga karyawan bekerja sampai tanggal 25 Januari 2023.

Tanggal 5 Januari Eko membeli 10 unit smart CCTV indoor dengan total nilai Rp 4.990.000,- dan 10 unit CCTV outdoor dengan nilai total Rp 2.900.000,- . Biaya transportasi dan konsumsi untuk pembelian CCTV tersebut sebesar Rp 500.000,-.   


Tanggal 6 Januari dilakukan pekerjaan pemasangan CCTV sesuai dengan kontrak. 10 CCTV indoor dan 10 CCTV outdoor dikeluarkan dari gudang untuk pekerjaan itu.


Pekerjaan pemasangan CCTV dilakukan dari tanggal 6 sampai dengan 8 Januari oleh Agus dan Eko dengan biaya operasional Rp 250 ribu per orang per hari.


Tanggal 9 Januari 2023 dilakukan serah terima pekerjaan sesuai kontrak pertama kepada pemilik rumah dan pekerjaan dinyatakan telah selesai. Sesuai kesepakatan di dalam kontrak, pembayaran dilakukan lima hari setelah serah-terima pekerjaan. Hal ini menimbulkan piutang usaha sampai pembayaran dilakukan oleh pemilik rumah/pemberi kerja.



Tanggal 14 Januari 2023 sesuai kesepakatan pemilik rumah melunasi pembayaran pemasangan CCTV secara tunai (kontan) senilai Rp 20 juta. Peristiwa ini menyebabkan piutang usaha berkurang dan kas bertambah Rp 20 juta. Namun secara keseluruhan tidak ada perubahan ekuitas pemilik.



Tanggal 25 Januari 2023 dilakukan pembayaran gaji Agus dan Eko masing-masing Rp 4 juta.


Berdasarkan kronologis transaksi pada perusahaan milik Pak Abdi, terlihat bahwa :

kas + piutang + perlengkapan + persediaan = ekuitas

Sampai dengan tanggal 25 Januari 2023 tidak ada hutang perusahaan kepada kreditur. Hak klaim Pak Abdi pada perusahaan sebesar Rp 17.110.000,- dimana yang dapat dicairkan dari kas sebesar Rp 14.110.000,- dan sisanya berupa stok perlengkapan senilai Rp 3.000.000,- (sebelum stok opname). Persamaan di atas telah sesuai dengan kaidah persamaan akuntansi.

Semoga dengan penjabaran praktis di atas dapat memudahkan kita dalam memahami persamaan akuntansi :

aset = hutang + ekuitas

  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Praktikum Persamaan Akuntansi"

Post a Comment