Waktu

"Time is money". Katanya waktu adalah uang. Apa benar demikian ? Waktu yang telah berlalu tak akan pernah bisa kembali. Ada banyak variabel dengan jumlah yang tak terhingga yang harus kita sesuaikan kembali agar waktu yang telah berlalu itu dapat kembali. Dan itu, jelas tidak mungkin. Apalagi mensubstitusi waktu dengan uang, dengan sebanyak apapun uang bahkan emas dan perak waktu tidak akan terbeli. Lagi pula kepada siapa kita akan membeli waktu ? Tidak ada pedagang waktu. Jadi quotes "Time is money" tidaklah bijak.


So, sadari bahwa meskipun tidak ada dalam neraca keuangan namun waktu adalah aset yang paling berharga bagi kita. Kerugian besar bagi yang sampai hati menyia-nyiakannya. Waktu terus berjalan, tidak bisa dihentikan, diperlambat atau dipercepat. Pastikan tiga hal mengenai waktu.

Pertama. Efektif. Pastikan waktu kita gunakan untuk melakukan apapun yang jelas manfaatnya. Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang kita sendiri ngga bisa memastikan apakah itu bermanfaat atau tidak, apalagi melakukan sesuatu yang kita sudah paham bahwa itu merugikan. Jika tetap kita lakukan, maka kita sudah termasuk menganiaya diri sendiri. Mager (buang-buang waktu) termasuk dalam kategori ini.

Kedua. Efisien. Pastikan kita memiliki jadwal harian, daftar kegiatan, to do list, atau apapun itu yang bisa memandu kita tentang "setelah ini lalu mengerjakan apa". Jelas batasan waktu untuk suatu aktifitas. Jaga komitmen dengan daftar itu. Jika bisa hasil akhir list yang kita kerjakan lebih banyak dari list yang kita rencanakan. Kata kuncinya : well-planned & commit.

Ketiga. Seimbang. Ada empat porsi waktu yang harus kita penuhi, alokasikan dengan proporsional :

  • Waktu untuk beribadah, bersujud, berdoa, berkomunikasi secara vertikal. Jangan sia-siakan momentum ini dengan tidak khusyuk. Jangan tanpa penghayatan dan peresapan makna, sungguh sayang. Di waktu ini kita dapat melakukan penguatan jiwa, sesuatu yang sangat kita butuhkan sebagai manusia sebagai bahan bakar paling inti untuk mengarungi kehidupan.
  • Waktu untuk mawas diri. Berkaca dan mengevaluasi diri sendiri. Melewatkan ini bisa menyebabkan kita mengulang-ulang kesalahan di masa lalu. Bukankah mengulang kesalahan yang sama berarti kita juga kehilangan waktu yang berharga ? Orang yang mengulang kesalahan yang sama karena tidak melakukan introspeksi tidak sama dengan orang yang gagal namun tidak menyerah dengan kegagalannya. Seseorang bisa saja gagal seribu kali, namun saat ia tidak menyerah ia juga akan mencoba seribu cara yang berbeda. Hal ini tidak berarti ia menyia-nyiakan waktu, sebab ia telah mendapatkan seribu pelajaran berharga sebagai imbalan atas persistensinya lalu mendapatkan bonus berupa keberhasilan pada percobaan yang keseribu satu.
  • Waktu untuk berfikir. Bisa dilakukan dalam bentuk memikirkan penciptaan alam. Itu adalah bentuk wisata lahir dan batin yang menyehatkan. Bisa dengan menambah ilmu sebagai pencerahan, sebab orang yang tercerahkan akan bergairah dan memiliki mood yang terjaga baik. Pada bagian ini ide, kreatifitas dan semangat akan terpelihara.
  • Waktu untuk mengurusi kehidupan. Inilah action time. Saatnya bertindak mengurus diri sendiri, mengurus keluarga, mengurus usaha, mengurus klien dan mengurus siapapun dan apapun yang berada dalam tanggung jawab kita.
Kesuksesan yang kita damba-dambakan bukan berakar pada : kecerdasan, modal, koneksi atau keberuntungan. Kesuksesan berakar pada komitmen. Semua orang tentu ingin sukses namun sayangnya kebanyakan tidak berkomitmen untuk kesuksesan yang diingininya. Melewatkan bagian "tidak enaknya", yaitu komitmen, padahal jalan pintas hanya fatamorgana. Jalan pintas itu tidak pernah ada. So, jika perangmu belum berakhir, engkau bukanlah pecundang sebab engkau memilih untuk menjadi pejuang. Dan, kemenangan hanyalah soal waktu.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Waktu"

Post a Comment