Mengenal Akuntansi
Direktur memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan pada perusahaan yang dipimpinnya, misalnya saja keputusan untuk menambah kapasitas produksi. Namun keputusan itu tentu saja membutuhkan dukungan informasi yang akurat, lengkap dan terstruktur mengenai : ketersediaan kas, potensi penagihan piutang, kesiapan inventory, prioritas hutang perusahaan yang harus dibayar, biaya-biaya rutin, dan tren penjualan. Lebih dalam lagi sangat mungkin diperlukan informasi mengenai produk mana yang nilai penjualannya paling tinggi. Kondisi kesehatan keuangan perusahaan dalam arti apakah perusahaan dalam posisi untung (profit) atau rugi (loss) juga harus diketahui oleh direktur sebelum mengambil keputusan untuk menaikkan kapasitas produksi tersebut. Lalu, pertanyaannya adalah dari mana dan bagaimana direktur memperoleh semua informasi itu ?
Hal yang sama juga dialami oleh investor sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya di perusahaan. Ia membutuhkan informasi yang akurat, lengkap dan terstruktur mengenai : seluruh kekayaan (aset) perusahaan, hutang-hutang (kewajiban) perusahaan dan modal perusahaan. Mengenai aset perusahaan sang investor juga harus mengetahui distribusinya mulai yang paling mudah sampai yang paling sulit untuk dicairkan. Ia juga membutuhkan informasi mengenai posisi laba dan rugi perusahaan. Semua informasi yang disebutkan di atas mutlak diperlukan oleh investor, karena kalau tidak maka investasiyang dilakukan akan sangat beresiko, yah seperti membeli kucing dalam karung. Dan, pertanyaannya juga sama, dari mana dan bagaimana investor memperoleh semua informasi itu ?
Realitanya tidak hanya direktur dan investor yang membutuhkan informasi keuangan seperti yang diuraikan di atas. Masih banyak pihak-pihak yang membutuhkan informasi keuangan tersebut, misalnya : para manajer dan kreditur (pemberi pinjaman). Jika perusahan merupakan perusahaan badan hukum maka pemerintah juga membutuhkan laporan keuangan terkait dengan kewajiban perusahaan dalam membayar pajak. Jika perusahaan sudah go public maka Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) juga membutuhkan laporan keuangan terkait kinerja keuangan emiten dalam rangka melindungi para investor. Bahkan para ekonom, praktisi dan analis juga membutuhkan informasi keuangan tersebut.
Dapat kita pahami bahwa kebutuhan informasi mengenai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan sangat dibutuhkan dan sangat penting. Namun sudah pasti tidak bisa disajikan sembarangan, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
- Akurat, yaitu antara yang dilaporkan dengan yang direalisasikan sesuai, lengkap dengan bukti-bukti transaksinya.
- Lengkap, yaitu mencakup semua aspek keuangan dan dapat diuraikan sampai dengan transaksi yang paling detail.
- Terstruktur, yaitu memiliki jenis-jenis laporan yang terhubung antara satu dengan yang lain sehingga mudah dipahami dan mudah diuji konsistensinya. Misalnya : struktur rekap-detail.
- Standar, yaitu memiliki peristilahan, aturan, formula, jenis-jenis laporan dan struktur laporan yang baku sehingga dapat dipahami oleh semua pihak yang berkepentingan dan tidak menimbulkan kesalahpahaman atau multi penafsiran terhadap laporan yang disajikan.
- Periodik, yaitu laporan disampaikan secara teratur sesuai periode waktu tertentu. Misalnya : bulanan dan tahunan sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat dipantau dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun.
- Terverifikasi, yaitu telah diperiksa dan disetujui secara berjenjang di internal perusahaan oleh pejabat-pejabat yang terkait, telah diperiksa dan disetujui oleh auditor internal dan bila perlu telah diaudit oleh auditor eksternal.
Lalu, bagaimana caranya menyajikan laporan keuangan perusahaan yang dapat memenuhi syarat-syarat tersebut sehingga dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dijadikan landasan pengambilan keputusan bagi masa depan perusahaan ? Untungnya, ada ilmu terapan yang dapat kita gunakan sebagai pedoman dan tentu saja sangat memudahkan dalam menyusun laporan sebagaimana yang dipersyaratkan. Ilmu itu adalah Akuntansi. Di dalam akuntansi terdapat prinsip-prinsip yang berlaku umum dan dapat diterima secara universal. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan "generally accepted accounting principles" yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan yang baku.
Laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum ini merupakan manifestasi dari asas transparansi, integritas dan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban pengurus/pengelola perusahaan kepada para investor selaku pemilik dana dan lebih luas lagi kepada pemerintah dan masyarakt.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa :
Akuntansi adalah sistem pencatatan dan pelaporan baku kinerja serta kondisi keuangan perusahaan.
Asumsi-asumsi dasar akuntansi
Dalam prinsup akuntansi yang berlaku umum, terdapat empat asumsi dasar yang menjadi landasan penyusunan laporan keuangan, yaitu :
- Asumsi unit moneter (monetary unit assumption), yaitu bahwa hal-hal yang dapat dilaporkan hanyalah yang berupa peristiwa ekonomi sehingga dapat diukur dengan satuan uang atau dapat diuangkan.
- Asumsi kesatuan usaha (business entity assumption), yaitu bahwa pengelolaan keuangan satu perusahaan harus terpisah dengan perusahaan yang lain dan terlebih lagi harus terpisah dengan pengelolaan keuangan pribadi pemilik/pengurus perusahaan.
- Asumsi periode akuntansi (Accounting period assumption), yaitu bahwa pelaporan akuntansi harus dilakukan tepat waktu sesuai pembagian waktu aktifitas perusahaan.
- Asumsi kesinambungan usaha (Going concern assumption), yaitu bahwa perusahaan didirikan dengan visi untuk terus beroperasi, tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu yang lama.
Asumsi unit moneter, misalnya :
- transaksi pembelian barang dagangan akan mengurangi kas dan menambah persediaan barang dagangan. Persediaan barang dagangan dapat dinilai dengan satuan moneter dengan menghitung harga pokok pembelian (HPP).
- transaksi penjualan barang dagangan akan mengurangi persediaan barang dagangan, menjadi pendapatan bagi perusahaan (termasuk margin penjualannya) dan tentu saja menambah kas.
- transaksi pembayaran gaji karyawan akan mengurangi kas dan menjadi biaya gaji karyawan.
Asumsi kesatuan usaha, misalnya Pak Abdi memiliki perusahaan A yang bergerak di bidang travel dan perusahaan B yang bergerak di bidang teknologi informasi, maka :
- Pak Abdi tidak dapat memasukkan biaya perusahaan A ke perusahaan B atau memasukkan pendapatan perusahaan B ke perusahaan A.
- Pak Abdi tidak dapat memasukkan biaya perjalanan wisata keluarganya sebagai biaya perusahaan.
Asumsi kesinambungan usaha, dapat diilustrasikan sebagai berikut : tidak ada perusahaan yang didirikan dengan maksud untuk dilikuidasi atau dipailitkan dalam jangka waktu dekat, jika ada tentu tidaklah sehat dan sangat tidak bisa dinalar. Setiap perusahaan yang didirikan pasti diharapkan akan terus bertahan bahkan tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Variabel-variabel utama dalam akuntansi
Akuntansi memiliki tiga variabel utama yang menjadi inti dari laporan/informasi keuangan perusahaan. Ketiga variabel tersebut adalah :
Aset (assets), yaitu kekayaan atau harta perusahaan. Misalnya uang di kas, uang di bank, persediaan barang dagangan, mobil perusahaan, mesin-mesin produksi, dll.
Hutang (liabilities), yaitu kewajiban perusahaan kepada kreditur (pemberi hutang) dan pihak lainnya dimana baik kreditur atau pihak lain tersebut secara keuangan memiliki hak klaim atas aset perusahaan sebagai konsekuensi dari telah dilakukannya transaksi-transaksi keuangan. Contoh kreditur : lembaga yang meminjamkan dana dan supplier. Contoh pihak lain : karyawan dan pemerintah. Secara umum baik kreditur maupun pihak lain kita sebut saja dengan kreditur.
Ekuitas (equity), yaitu hak klaim investor atau pemegang saham atas aset perusahaan. Hak klaim investor atau pemegang saham ini diperoleh setelah seluruh kekayaan perusahaan (aset) dikurangi dengan seluruh kewajiban (hutang) perusahaan. Dengan demikian kreditur memiliki prioritas yang lebih tinggi atas kekayaan perusahaan. Jika semua hak-hak kreditur sudah dapat ditunaikan maka barulah sisanya merupakan hak investor/pemegang saham.
Dengan adanya ketiga variabel tersebut kita dapat memiliki persamaan akuntansi yang mencerminkan hubungan antara kekayaan, kewajiban dan equitas. Persamaan akuntansi tersebut adalah :
kekayaan = kewajiban + ekuitas
atau
aset = hutang + ekuitas
atau
assets = liabilities + equity
Demikian pengenalan singkat mengenai akuntansi, semoga bermanfaat serta dapat membuka mata dan pikiran kita akan pentingnya akuntansi untuk menganalisa kinerja keuangan perusahaan.
Terima kasih kembali...
ReplyDelete